Skip to main content

Drama: Untittled

drama ini udah aku buat lama...waktu itu ada tugas membuat drama bahasa Indonesia,  tapi karena ternyata aku salah jadi drama ini enggak jadi dikumpulin deh.. lanjut aja ya, silahkan membaca drama ini :D

UNTITTLED

Inggris tahun 2013. Siang hari di ruangan kelas
gisel     : “rena, aku bisa minta tolong ajarkan soal fisika? Aku kurang begitu mengerti” (berdiri disamping rena yang sedang duduk)
Rena    : “kenapa kau tidak mengerti? Memangnya kau tidak memperhatikan guru sedang                mengajar?”
Gisel      : “tadi aku memperhatikan, tetapi aku kurang begitu paham”
Rena      : “jika kamu tidak paham, mengapa kau tidak bertanya saja selagi guru sedang menerangkan?, dasar aneh” (masih tetap duduk)
Gisel      : “aku kan minta baik-baik. Kenapa kau malah marah-marah padaku”
Rena      : “orang seperti kau tidak mau berusaha dan belajar. Kerjaannya bertanya…. Terus pada teman”
Gisel      : “kau sebut aku tidak mau berusaha? Kau fikir sekarang aku sedang apa? Kau sangat sombong”
Rena      : “begitulah aku, kalau kau punya otak seperti aku, pasti kau akan seperti aku”
Gisel      : “tidak, jika aku memiliki otak seperti kau, aku bahkan tak akan memiliki sifat sombong seperti kau”
Rena      : “lihat saja nanti”
Gisel lalu pergi dari tempat rena duduk. Ia lalu berjalan kearah kantin sekolah dan menemukan rio , laki-laki yang sangat disukai Rena.
Gisel      : “aku ingin bicara sesuatu pada kau”
Rio         : “bicara saja, apakah penting? Dimana rena?” (sambil mencari-cari Rena)
Gisel      : “apa kau suka kepada rena?”
Rio         : “aku menyukainya, dan aku menyukaimu juga. Bagaimana ini?” (sambil tertawa)
Gisel      : “maka, lebih baik kau menyukaiku saja” (menundukkan kepala)
Rio         : “mengapa begitu?” (melihat kearah gisel)
Gisel      : “jika kau menyukainya nanti hatimu akan sakit. Dia sangat egois dan mau menang sendiri. Dia sombong. Dia tidak memerdulikan perasaan orang disekitarnya. Aku tidak tega kalau kau di perlakukan seperti itu.
Rio         : “loh, kita kan sama-sama sudah tahu kalau Rena seperti itu. Lagi pula persahabatan ini sudah berlanjut lama. Kita harus saling mengerti satu sama lain.
Gisel      : “bencilah dia seperti aku membencinya”
Rio         : (hanya diam tidak menjawab)
Di tempat lain rena sedang duduk di bawah pohon yang rindang samping lapangan basket. Rio menghampiri Rena yang terlihat sedang memainkan ponselnya.
Rio         : “kau sendirian saja, kau tidak ingin ke kantin?”
Rena      : “aku tidak lapar dan tidak haus o” (pandangannya tertuju pada rio dan tersenyum)
Rio         : “kau juga sendirian saja, tidak bersama gisel?”
Rena      : “entah gisel pergi kemana, aku tidak peduli”
Rio         : “mengapa tidak peduli?”
Rena      : “aku tidak ingin mempunyai teman pemalas seperti dia”
Rio         : “Gisel bukan pemalas, dia memang lama jika mencerna pelajaran. Makanya dia bertanya pada kau tentang pelajaran fisika tadi”
Rena      : “oh..jadi Gisel sudah cerita kepadamu? Dasar pengadu”
Rio         : “bukan mengadu, tapi dia cerita padaku. Kan kita sahabatan, apa salahnya cerita”
Rena      : “aku tidak mau sahabatan dengan kau, aku kan sudah berulang kali mengatakan kalau aku….”
Rio         : “aku lebih menyukai gisel di bandingkan kau. Gisel jujur mengekspresikan perasaannya, tidak egois, baik, dan tidak sombong. Kau harus belajar banyak dari dia.
Rena      : “kau jahat sekali o. Mana ada perempuan yang suka dibanding-bandingkan”
Rio         : “aku hanya ingin kamu belajar dari sikap gisel”
Rena      : “lebih baik aku pergi. Hatiku sangat sakit mendengar perkataanmu tadi” (menangis) (berjalan pergi)
Rio         : “Rena, ada baiknya kamu menoleh ke belakang. Lihat masih banyak orang-orang yang tidak pintar sepertimu. Kamu seharusnya mengajarkan teman-temanmu, jangan egois, jangan mau menang sendiri. (mengejar rena dari belakang)
Rena      : “maksud kau menengok seperti ini?!” (menengok, mukanya terkena benturan bola basket. Hidungnya berdarah lalu rena pingsan)



Hening.
Rena sedang duduk di bangkunya. Rena mengerjapkan mata lalu melihat pemandangan disekitarnya.
Rena      : “dimana ini? aku sedang apa disini?”
Gisel      : “hai bodoh, kamu belum sama sekali mengerjakan soal fisikamu. Tapi kau malah asik melamun. Dasar aneh”
Rena      : “gisel? Kita berada dimana ini? mengapa kita memakai pakaian ini? mengapa ruangan kelas kita seperti jaman kerajaan inggris dahulu? Beri tahu aku!”
Gisel      : “apa yang kau katakan tadi? Siapa gisel?”
Rena      : “nama kau gisel, apa sih yang kau katakan? Kau benar-benar aneh!”
Gisel      : “siapa yang aneh? Aku atau kau? (menampar rena)
Gisel      : “kau anak keturunan kerajaan namun kau sangat bodoh, tidak tau etika. Bangsawan mana yang mau bersanding dengan kau?”
Rena      : “kau fikir kamu siapa berani menamparku? Kau bicara apa? Apa?!” (menampar gisel)
Guru      : “Cathrinna” (menghampiri rena)
Guru      : “sikapmu sungguh keterlaluan sebagai anak keturunan kerajaan. Sikapmu tak patut untuk di cerminkan. Semua nilai pelajaranmu sungguh sangat buruk, aku sudah berusaha untuk membantumu tetapi hasilnya nihil. Aku sudah menyerah”
Rena      : “siapa? Kau bicara dengan siapa? Mengapa kau menatapku?”
Guru      : “cathrinna, siapa lagi? aku sedang berbicara kepadamu”
Rena      : “kepadaku? Aku? Namaku renastasya. Rena. Siapa yang kau sebut dengan cathrinna? Aku tidak mengenalnya”

GUBRAK. Pintu ruangan kelas terbuka dengan keras.
Rio         : “nona cathrinna. Anda harus pulang ke kerajaan. Ratu sudah menunggu anda”
Rena      : “Rio? Kau datang menolongku kan? Tolong aku dari manusia-manusia aneh ini” (berlari menuju rio)
Rio         : “nona cathrinna, silahkan” (menyilahkan rena untuk berjalan)
Rena      : “rio! Apa yang kamu kenakan itu? Mengapa kau memakai pakaian seperti itu? Lepas baju itu! Aku tidak suka melihatnya”
Rio         : “silahkan nona cathrinna, jangan buang-buang waktu. Ratu sudah menunggu nona untuk segera  Ke kerajaan.
Rena      : “rio, ada apa sebenarnya? ada apa denganku? Ada apa ini? aku bisa gila” (menangis)
Rio         : (menyilahkan Rena kembali)
Rena      : (berjalan mengikuti pengawal kerajaan)

Sore hari di ruangan sang ratu
Ratu       : “anakku. Silahkan duduk” (sambil mempersilahkan sang pengawal keluar)
Rena      : “siapa kau?!” (menunjukkan jari telunjuknya pada ratu)
Ratu       : “ada apa denganmu putriku?” (terkejut)
Rena      : “mengapa aku ada disini? Siapa kau? Dimana ini?!”
Ratu     : “tentu ini rumahmu sayang. Ini ruangan ibumu. Aku ibumu cathrinna, apa yang kau katakan”
Rena      : “kau salah, aku bukan cathrinna. Kau salah orang. Aku bukan anakmu”
Ratu       : “jika kau bukan cathrinna namun kau siapa sayang” (tertawa)
Rena      : “aku renastasya, dan aku tidak mengenal kau”
Ratu       : (menangis)
Rena      : “maafkan aku, tapi aku memang bukan putrimu”
Ratu       : (masih menangis)
Rena      : “jangan menangis” (lalu menghampiri sang ratu dan memegang pundak sang ratu)
Ratu       : “sudah cukup kau membuatku menangis dengan kabur dari kerajaanmu ini. sudah cukup aku menangis karena selalu mendengar berita tentang nilai di sekolahmu yang buruk. Jangan tambah membuat hatiku sakit lagi”
Rena      : “nilaiku buruk? Seumur hidupku aku tak pernah mendapatkan nilai yang buruk!”
Ratu       : “nilai 10 kau kira tidak buruk? Teman sebangkumu sangat pintar, kenapa kau tak ikut pintar  juga? Cathrinna kau satu-satunya putriku. Kau harusnya membuatku bangga. Kau bodoh dan kau  sering membangkang kepada raja dan ratu. Apa yang bisa dibanggakan?”
Rena      : (melongo)
Ratu       : dalam waktu seminggu kau harus meningkatkan nilai-nilaimu, jika tidak raja akan mengusirmu dari kerajaan. Tidak ada yang bisa aku perbuat banyak olehmu. Cathrinna, percayalah, aku tak ingin kau pergi dari sini. Ini adalah rumahmu, tak sepantasnya kau pergi dari rumahmu sendiri
Rena berjalan diiringi oleh pengawal yang tadi mengantarkannya ke ruangan ratu. Rena terus memandang pengawal yang rupanya seperti Rio dari belakang.
Rena      : “pengawal yang di depan, siapa namamu?”
Pengawal tetap diam saja. Lalu pengawal dan rena sampai disebuah ruangan besar. Pintunya sangat mewah dan tinggi. Rena memperhatikannya dari bawah keatas. Empat orang pelayan wanita berdiri di depan ruangan tersebut sambil membungkukan badan kepada rena.
Rio         : “silahkan nona, jika ada kesulitan pelayan di depan ruangan ini akan segera membantu nona” (membungkuk memberikan hormat)
Rena      : “jawab pertanyaanku tadi, siapa namamu?”
Rio         : “namaku tom nona”
Rena      : “apa kau pengawal baru di kerajaan ini?”
Rio         : “ya nona”
Pelayan: “silahkan masuk nona ke ruangan anda”
Rena segera masuk ke ruangan yang besar itu. Rena membelalakkan matanya, ruangan ini sangat besar dan luas. Bisa di pakai untuk berlari-lari. Di dalamnya ada tempat tidur yang sangat besar. Ruangan ini juga terdapat kamar mandi yang sangat besar. Bangunannya membuat rena tertegun. Keluar dari kamar mandi rena lalu merebahkan badannya di tempat tidur yang sangat besar dan kemudian tertidur.
Pelayan: “nona bangun nona”
Rena      : “ah apasih mengganggu saja”
Pelayan: “nona bangun nona, raja dan ratu sudah menunggu nona di meja makan”
Rena      : (memegang perut, lalu bangun dari tidur)
Rena      : (berjalan ke pintu ruangan)
Pelayan: “nona ingin kemana? Nona harus mandi dan berganti pakaian dahulu sebelum makan”
Rena      : “aturan dari mana itu? Ah baiklah aku akan mandi” (berjalan ke kamar mandi)
Rena      : “bagaimana ini? aku tidak bisa memakai bak ini!”
Pelayan pun membantu rena membuka keran air mandi dan memberitahu cara memakainya. Setelah selesai pelayan tersebut membantu memilih pakaian yang pantas untuk digunakan makan malam.
Rena      : “kalau dilihat-lihat, wajahmu tidak asing”
Pelayan: “tentu saja nona, aku sudah dua bulan bekerja di sini”
Rena      : “bukan disini, tapi di dunia nyataku. Pasti aku pernah melihatmu”
Pelayan: “apa yang dimaksud anda nona?”
Rena      : “sudahlah, kau tidak akan mengerti. Siapa namamu?”
Pelayan: “gabriella nona”
Rena      : “oke, gabriella. Walau kau baru dua bulan bekerja disini, pasti kau sudah mengenaliku. Kau tau tidak, mengapa aku sebelum ini kabur dari istana?”
Pelayan: “mengapa bertanya seperti itu nona? bukankah nona yang lebih tau dibandingkan aku?”
Rena      : “aku hanya ingin mengetestmu”
Pelayan: “nona kabur karena….”
Pelayan1: “maaf nona, raja dan ratu sudah menunggu nona dari tadi”
Selesai memakai baju pengawal kembali mengantarkan rena ke meja makan.
Raja       : “makanlah, setelah itu ayah ingin bicara denganmu”
Rena      : “apa yang ingin anda bicarakan? Katakan saja sekarang”
Ratu       : “cathrinna, mengapa kamu berbicara dengan ayahmu seperti itu? Berbicaralah dengan sopan”
Rena      : “maaf”
Setelah selesai makan malam
Raja       : “kau sudah diberitahu oleh ibumu kan tentang pengusiranmu dari istana?”
Rena      : “ya”
Raja       : “aku sungguh tidak bermain-main. Kau harus serius untuk belajar”
Rena      : “itu sangat mudah untukku”
Raja       : “semoga kau tidak meremehkan. Saat kau gagal, berarti kau harus keluar dari sini”
Rena      : “aku mengerti. Sudah? Aku ingin ke kamar. Aku sangat lelah”
Ratu       : “cathrinna putriku. Aku harap kau benar-benar serius dengan ini”
Rena      : (berdiri lalu berjalan pergi)
Raja       : “cathrinna! Mana etikamu? Kau lupa untuk membukkan badan kepada raja dan ratu?”
Rena      : (memukul jidatnya ) “maaf ayah, maaf ibu” (membungkukkan badan, lalu pergi)
Hari pertama, Keesokan harinya di taman sekolah
Rena      : “soal seperti ini harusnya mudah bagiku. Tapi mengapa aku tidak bisa mengerjakan? Kenapaaaaa!” (berbicara sendiri)
Gisel      : “kau ingin mencoba mengerjakan soal itu?” (tertawa terbahak)
Rena      : “memangnya kenapa? Aku tidak bodoh sepertimu” (masih memandang soal)
Gisel      : “seharusnya kau tahu diri, siapa yang bodoh? Aku atau kau”
Rena      : “tentu saja kau, lihat saja nanti. Nilai ku akan lebih baik darimu”
Gisel      : “apa yang ingin kau pertaruhkan jika kau gagal?”
Rena      : “apa saja. Aku akan menurutimu”
Gisel      : “benarkah? Jadi, apakah kau mau menikah dengan pengawalmu yang itu” (menunjuk pada rio)
Rena      : “tidak masalah, di dunia nyataku aku juga akan bersamanya” (tersenyum kepada rio dari jarak jauh)
Gisel      : “janji kau akan menikah dengannya? Tak peduli tentang rakyatmu? Tak peduli dengan larangan raja dan ratu?”
Rena      : “siapa yang peduli”(pergi dari gisel)
Di taman istana
Rena      : “seberapa kalipun aku belajar sendirian, ini tidak akan membantu. putri  cathrinna ini memang terlahir menjadi putri bodoh!”
Rio         : “nona, apa yang anda lakukan di taman sore hari ini? tak biasanya nona keluar ruangan jika sore hari”
Rena      : “benarkah? Bukannya lebih baik ke taman jika sudah sore hari? Pemandangan di sini sangat indah”
Rio         : “biasanya nona berada di ruangan kamar untuk menghindar dari pangeran”
Rena      : “pangeran?” (mengerutkan kening)
Rio         : “mengapa nona terkejut?”
Rena      : “oh, apakah mungkin aku menghindari pangeran. Memangnya mengapa aku harus menghindarinya?” (tertawa kikuk)
Rio         : “maaf nona, bukannya anda menghindari pangeran karena tidak menyukainya?”
Rena      : “mengapa aku tidak menyukainya?”
Rio         : “maaf, aku sama sekali tidak tahu. Anda tidak memberi tahu ini kepada siapapun, kecuali kepada pangeran Shon”
Rena      : “pangeran Shon? Nama yang indah”
Rio         : “aku baru mendengar anda memuji pangeran Shon”
Rena      : “benarkah?”
Rio         : “ya nona, aku rasa pangeran Shon tetap menyukai anda sekalipun anda terus menolak untuk menikah dengan pangeran”
Rena      : “apa?! Pangeran Shon ingin menikahiku?”
Rio         : “mengapa anda terkejut nona?”
Rena      : “tidak, tidak apa-apa. Aku harus ke kamarku”
Hari kedua, di ruangan kelas
Guru      : “bagaimana, soal seperti ini saja kau tidak mengerti cathrinna?”
Rena      : “cathrinna sungguh bodoh”
Guru      : “ya, kau begitu bodoh cathrinna. Kau tidak mau berusaha dan selalu mengandalkan teman”
Rena      : (teringat kata-kata yang dia ucapkan kepada gisel di dunia nyata)
Guru      : “aku harap kau serius cathrinna, setelah kau menolak pangeran shon entah lelaki mana lagi yang mau menikahimu”
Rena      : (berjalan gontai ke bangkunya)
Gisel      : “aku rasa kau akan kalah” (tersenyum sinis)
Rena      : “seandainya kalah pun aku tidak akan menyesal”
Di koridor istana
Rena      : “sebenarnya mengapa aku disini?, apa tujuan aku dikirim” (berjalan, lalu tersandung gaunnya sendiri)
Rio         : “nona kau harus berhati-hati. Tidak biasanya kau tersandung seperti ini”
Rena      : “terimakasih rio” (tersenyum malu)
Rio         : “namaku tom nona”
Rena      : “maaf tom. Apa kau mau mendengarkanku?”
Rio         : “tentu saja nona”
Rena      : “teman sebangkuku, aku tak tau namanya siapa…”
Rio         : “nona wallz”
Rena      : “ya itu, dia menantangku”
Rio         : “apa itu nona?”
Rena      : “aku harap kau tidak terkejut. Tapi kau menjadi barang taruhanku, jika saat ujian nilaiku lebih rendah darinya, maka aku harus menikahimu”
Rio         : “maaf nona, mengapa harus aku?”
Rena      : “karena kau pengawal dan aku adalah putri. Jika aku menikah denganmu aku yang akan malu. Mungkin itu yang di fikirkan wallz”
Rio         : “maka, jangan sampai kau kalah nona. jangan sampai nona di permalukan”
Rena      : “sebenarnya, aku tidak sama sekali di permalukan jika aku menikah denganmu” (menunduk)
Rio         : (masih mendengarkan rena)
Rena      : “jika aku gagal, aku juga akan di keluarkan dari istana ini. lalu, jika aku menikah denganmu sama sekali tidak masalah untuk raja dan ratu, bahkan mereka tidak akan peduli kepadaku. Apalagi rakyatku, sama sekali tidak masalah bukan?” (menatap rio)
Rio         : “jika nona di keluarkan dari istana tidak akan ada yang memerdekakan nona. akan menjadi budak. Dan jika di luar sana ada yang mengetahui nona adalah seorang putri raja, keadaan tersebut akan dimanfaatkan oleh orang yang tdak bertanggung jawab”
Rena      : “jika aku menikah denganmu, kau akan melindungiku bukan?”
Rio         : “tentu nona, tapi akan lebih baik jika nona tidak menyerah terlebih dahulu. fikirkan bagaimana perasaan raja dan ratu bila tahu nona  lebih memilih kalah dan keluar dari istana ini”
Rena      : “apa yang harus aku lakukan? Aku sudah putus asa”
Rio         : “teman-teman disekolahmu pasti bisa membatu nona, mungkin selama ini nona tidak  meminta bantuan teman-teman”
Rena      : “jika aku menang dari wallz, itu artinya aku tidak akan menikah denganmu” (terlihat sedih)
Rio         : “nona cathrinna, aku menyukai seseorang yang ingin selalu berusaha menjadi lebih baik lagi. jika nona sudah seperti itu, aku yang akan menikahi nona”
Rena      : (tersenyum, matanya berkaca-kaca)
Hari ketiga, istirahat di ruangan kelas
Rena      : “wallza, bisakah kau mengajariku? Aku sama sekali tidak paham”
Gisel      : “memangnya kapan kau paham? Kau kan memang tidak pernah paham” (tertawa terbahak)
Rena      : “maka dari itu, aku meminta padamu untuk mengajariku. Jika nanti aku menang, aku juga sama sekali tidak merugikanmu”
Gisel      : “tentu saja aku merugi, aku sama sekali tidak ingin di kalahkan oleh seorang putrid yang manja sepertimu”
Rena      : “kau sungguh tidak ingin mengajariku?”
Gisel      : “tidak”
Rena      : “baiklah, terimakasih” (membungkukkan badan lalu pergi)
Gisel      : (terlihat heran dengan rena)
Hari ke empat, di perpustakaan sekolah
Rena      : “apakah aku bisa minta tolong untuk mengajarkanku? Aku sungguh tidak mengerti soal ini”
Orang1 : “siapa yang peduli jika kau tidak mengerti? Dasar putri kerajaan bodoh, tidak mau berusaha!”
Rena      : “jika kau bilang aku tidak berusaha, menurutmu apa yang sedang aku lakukan sekarang?” (matanya berkaca-kaca)
Orang1 : “entahlah, aku tidak peduli” (pergi)
Rena kemudian menangis. Di tempat lain wallza memperhatikan rena yang sedang menangis.
Hari kelima, sore hari di balkon taman istana
Rena      : “entah apa yang harus aku lakukan tom. Sudah tiga hari ini aku berusaha. Sisa hariku tinggal satu hari lagi, namun aku sama sekali belum mengerti materi ujian sama sekali”
Rio         : “aku harap nona tidak menyerah dan tetap berusaha. Sampai sejauh ini aku sangat mengagumi nona yang tidak mudah menyerah”
Rena      : “apa yang harus aku lakukan?”
Rio      : “maaf nona, aku harus pergi. Ratu membutuhkanku sekarang”
Rena      : “baiklah”
Rena      : “bagaimana ini? jika aku kalah, bagaimana nasib putri cathrinna yang asli?  kasihan jika nanti putri cathrinna tahu bahwa dia diusir dari kerajaan” (berbicara sendiri dan matanya berkaca-kaca)
Pelayan: “nona cathrinna, ada putrid wallza yang datang untuk menemui nona”
Rena      : “wallza?”
Gisel      : “maaf aku mengejutkanmu”
Rena      : “tidak, aku senang seseorang teman menemuiku”
Pelayanpun pergi
Rena      : “ada perlu apa kau datang kemari wallza?”
Gisel      : “aku datang kemari karena ingin mengajarimu”
Rena      : “mengajariku?”
Gisel      : “mengajarimu materi untuk ujian lusa nanti”
Rena      : “sungguh? Sungguh kau ingin mengajariku? Kau ingin membantuku?”
Gisel      : “maafkan aku sudah bersikap sombong kepadamu. Aku sadar, sungguh beruntung jika sikapmu tiba-tiba berubah. Aku terkesan dengan usahamu yang ingin memperbaiki nilaimu. Seharusnya aku membantumu, karena aku temanmu”
Rena      : “ya, kita teman”
Rena pun memeluk gisel yang disambut pelukan hangat oleh gisel. Rio yang melihatnya sangat bahagia.
Hari ketujuh, ujian sedang berlangsung
Gisel      : “kenapa kau begitu pucat cathrinna?”
Rena      : “wallza, kau tidak menjelekkan hasil ujianmu demi aku bukan?”
Gisel      : “tentu saja tidak, aku ingin kau menang dengan usahamu sendiri cathrinna”
Rena      :”bagaimana jika aku gagal”
Gisel      : “kau akan berusaha lagi hingga kau akan berhasil. Jangan menyerah hanya karena kau gagal”
Pengumunanpun di bacakan. Wallza mendapatkan nilai 80.00
Rena      : “selamat wallza, aku sangat bangga padamu”
Gisel      : “sebentar, kenapa namamu belum dibacakan?”
Rena      : “aku tidak tau, mungkin namaku terlewat”
wallza dan rena pun berjalan menuju guru yang mengumumkan hasil ujian hari ini
Gisel      : “maaf, mengapa nama cathrinna belum dii bacakan?”
Guru1    : “oh, mungkin terlewatkan”
Guru tersebut pun mencari nama tersebut.
Guru1    : “putri cathrinna? Anda mendapatkan nilai 81.05
Rena      : “sungguh?” (terbelalak)
Gisel      : “benarkah?” (tersenyum senang)
Guru tersebut pun menunjukkan lembar nilai milik rena.
Rena      : “aku sungguh tidak percaya, tapi aku sangat senang. Terimakasih wallza aku berhutang banyak padamu!” (memeluk gisel)
Gisel      : “tidak cathrinna, ini  semua karena usahamu yang gigih. Aku sangat bangga padamu” (sambil memeluk rena)
Rio         : “nona, raja dan ratu menyuruhmu untuk pulang segera”
Rena      : “ada apa tom? Apakah ada masalah penting?”
Rio         : “aku rasa tidak nona” (tersenyum)
Rena      : “baiklah, wallza aku harus segera datang menemui ibu dan ayahku. Besok kita akan bertemu kembali”
Gisel      : “baiklah cathrinna” (tersenyum kepada rena dan rio)
Siang hari di ruangan raja dan ratu
Ratu       : “aku bangga sekali kepadamu sayang” (memeluk rena)
Raja       : “aku sangat lega karena hukumanku tidak berlaku kepadamu” (memeluk rena)
Rena      : “terimakasih ayah, terimakasih ibu. Berkat kalian juga aku termotivasi untu maju”
Raja       : “putriku, duduklah. Ada sesuatu hal yang ingin aku sampaikan kepadamu”
Rena      : “apa yang ingin ayah sampaikan kepadaku?”
Raja       : “hari ini istana mengadakan pesta. Raja dan ratu tentu akan mengundang keluarga dari pangeran shon. Dan tentunya pangeran shon sendiri”
Ratu       : “kami meminta izin kepadamu terlebih dahulu. karena aku tak ingin kau sampai kabur untuk menghindar dari pangeran shon. Kami tak ingin kehilanganmu lagi”
Rena      : “undanglah mereka, terlebih kepada pangeran shon. Aku ingin meminta maaf padanya”
Raja dan ratu pun tersenyum bahagia mendengar pernyataan rena.
Malam hari di istana
Para tamu udangan sudah berdatangan dan memenuhi aula istana. Rena memakai gaun pink yang sangat cantik. Rambut ikal panjangnya dibiarkan tergerai. Hari ini hari yang sangat membahagiakan untuk rena.
Rio         : “nona, kau terlihat sangat cantik”
Rena      : “aku memang terlihat cantik setiap hari” (tersenyum kepada rio)
Rio         : “nona, kau terlihat sedang mencari seseorang. Siapa yang nona cari?
Rena      : “aku mencari wallza, apakah kau melihatnya?”
Rio         : “aku tidak melihatnya nona”
Rena terus mencari wallza, hingga akhirnya ia melihat wallza. Saat rena ingin menghampiri, rena melihat seorang pria yang sangat tampan, penampilannya seperti pangeran. Pria tersebut pun memperhatikan rena lalu tersenyum hangat pada rena.
Pangeran shon dan rena pun berada di balkon taman istana
Rena      : “senang bertemu denganmu pangeran shon”
Shon      : “aku lebih senang melihatmu terlebih kau tidak kabur saat melihatku”
Rena      : “mengapa aku harus kabur darimu?” (tertawa lepas)
Shon      : “aku tak pernah melihatmu tertawa selepas ini dihadapanku, apakah aku bermimpi?”
Rena      : “mungkin aku yang sedang bermimpi”
Shon      : “kau cantik, tapi melihatmu tersenyum dan tertawa padaku, semakin membuatku sadar bahwa kau sangat cantik”
Rena      : “bukankah memang begitu? Wanita akan terlihat cantik saat ia tersenyum?” (tersenyum pada shon)
Shon      : (tersenyum dan menatap rena)
Rena      : “maafkan cathrinna yang selalu kabur darimu, yang selalu menghindar darimu. Aku tidak mengerti mengapa cathrinna menolakmu”
Shon      : “kau berbicara seperti cathrinna orang lain saja” (tertawa)
Rena      : “mengapa cathrinna menolakmu? Aku dengar dari tom, hanya kau yang tahu”
Shon      : “dan tentunya kau yang tahu” (tersenyum)
Rena      : “aku bukan….”
Shon      : “kau menolakku karena kau menyukai tom pengawalmu”
Rena      : “apa?!” (kaget)
Shon      : “ada apa putri? Mengapa kau terkejut seperti itu?”
Rena      : “aku hanya terkejut, mengapa cathrinna bisa menyukai Tom?”
Shon      : (menatap rena)
Rena      : “pangeran.. aku harus membuat pengakuan kepadamu. Aku ini bukan putri Cathrinna”
Shon      : “putri, apa yang kau katakan”
Rena      : “aku tidak tahu putri Cathrinna kemana”
Shon      : “lalu siapakah kau? mengapa wajahmu begitu mirip dengan putri Cathrinna?”
Rena      : “aku juga tidak tahu, aku terjebak disini”
Shon      : “apakah aku bisa membantumu?”
Rena      : “aku fikir, sewaktu-waktu aku bisa pergi begitu saja darimu, dari istana ini, dari kalian”
Shon      : “aku baru saja mengenalmu, tapi mengapa aku begitu kehilangan”
Rena      : “aku juga, di dunia nyataku., aku tak pernah bertemu denganmu”
Shon      : “apakah hanya aku? Apakah orang-orang yang disini, kau pernah lhat di dunia nyatamu?”
Rena      : “Tom, wallza, mereka adalah sahabatku di dunia nyataku”
Shon      : “lalu mengapa aku bertemu denganmu jika aku tak pernah bertemu denganmu di dunia nyatamu?”
Rena      : “aku juga tidak mengerti”
Shon      : “siapa nama aslimu?”
Rena      : “namaku Renastasya
Shon      : “aku menyukai namamu”
Rena      : “aku juga menyukai namamu. Pangeran, bisakah aku meminta tolong kepadamu?”
Shon      : “silahkan putri Renastasya” (tersenyum hangat)
Rena      : “aku tersanjung pangeran. Bisakah kau sampaikan terimakasih kepada wallza? Aku takut tidak sempat bertemu dengannya. Katakan padanya bahwa aku sangat bahagia mengenalnya. Katakan bahwa walaupun aku bukan putri cathrinna, aku yakin putri cathrinna akan bersikap demikian sama seperti aku menyikapi wallz sekarang. Tetaplah jadi wallza yang baik dan suka meenolong, membantu teman-teman yang rendah di pelajaran. Di dunia nyataku, aku pun akan sama seperti wallza, membantu teman-temanku yang rendah dalam nilai dan pelajaran.
Shon      : “akan aku sampaikan, ada yang ingin kau sampaikan lagi?” (tersenyum muram)
Rena      : “sebelum aku sampaikan, ada yang ingin kau sampaikan kepadaku, mungkin?”
Shon      : “aku menyesal baru menemui sekarang putri Renastasya. Aku ingin mengenalmu lebih, aku ingin melewati beberapa hari lagi bersamamu. Aku merasa sangat kehilanganmu, bahkan walaupun kau masih di sampingku” (menatap rena muram)
Rena      : “pangeran, maukah kau percaya padaku? Suatu saat, aku tak tau kapan, putri Cathrinna akan bersikap seperti ini kepadamu. Tersenyum kepadamu, tertawa bersamamu, dan berbicara akrab seperti ini, seperti malam ini pangeran. Dan lagi suatu saat putri Cathrinna akan menyukaimu, karena kini aku pun merasa, aku menyukai pangeran”
Shon      : “aku akan percaya kata-katamu putri Renastasya. Putri Renastasya”
Tiba-tiba
Pelayan: “putri awasssss”
Rena pun menengok kebelakang, mukanya tercakar oleh kucing yang sedang berlari dan kini rena tergeletak di taman istana
Shon      : “putri renastasyaaaaaa!”

Hening.
Di ruang UKS sekolah
Rio         : “sel, rena sudah sadar” (memanggil gisel)
Gisel      : “rena, akhirnya kamu sadar juga!”
Rena      : (membuka mata)
Rio         : “syukur, aku takut kau kenapa-kenapa. Maafkan aku rena”
Gisel      : “maafkan aku juga rena” (mengggenggam tangan rena)
Rena      : “Rio, gisel!” (memeluk mereka)
Rena      : “maafkan aku yang mempunyai sikap egois dan mau menang sendiri, aku sangat menyesal. Aku sangat rindu kalian” (matanya berkaca-kaca)
Gisel      : “ya aku maafkan, maafkan aku juga, dengan mudahnya aku berkata benci padamu”
Rena      : “khususnya untuk kamu gisel, seharusnya aku mengajarimu, bukan memarahimu. Tak sepantasnya aku bersikap sombong”
Rio         : “yang penting kita tau kesalahan kita masing-masing” (tersenyum, lalu memeluk rena dan gisel)
Rena      : “sudah berapa lama aku terbaring tak sadar disini?”
Rio         : “setengah jam kurang kamu terbaring ren, kita berdua sampai panik loh”
Rena      : “hanya setengah jam kurang? Kenapa sebentar sekali aku terbaring, padahal aku sangat merasa lama di istana, aku sangat merasakan hadirnya raja dan ratu,, Wallza, dan Pangeran Shon. Pangeran Shon, bahkan disinipun aku sangat merindukannya” (berbicara dalam hati)

Di taman sekolah
Rena      : “dimana ya gisel dan Rio” (mencari-cari rio dan gisel)
Sony      : “maaf”
Rena      : “ya?” (melihat sony dan kaget)
Sony      : “namaku sony, apakah kau baik-baik saja? Maaf karena lemparan bola basketku kau menjadi tak sadarkan diri”
Rena      : “pangeran shon?” (terkejut)
Sony      : “apa yang kau katakan? Pangeran? Aku sony dan aku bukan pangeran (tertawa)
lalu mengapa aku bertemu denganmu disini, jika aku tak pernah bertemu denganmu di dunia nyataku?
Rena      : “namaku Renastasya”
Sony      : (diam, lalu tersenyum) “aku menyukai namamu”
Rena      : (tersenyum) “aku juga menyukai namamu”
Sony      : “aku menyesal baru menemuimu sekarang, tadi aku harus mengikuti pelajaran tambahan karena nilai pelajaranku yang rendah. Aku sangat malu mengakui ini, tapi aku tidak mau kau salah paham. Aku ini laki-laki bertanggung jawab”
Rena      : “aku bisa membantumu”
Sony      : “membantu apa?”
Rena      : “aku bisa mengajarimu pelajaran yang sulit, jika kau ingin”
Sony      : “benarkah? Aku sangat tersanjung mendengarnya. Terimakasih Renastasya. Terimasih Renastasya….
THE END

Comments

Popular posts from this blog

MA BEST

Hello viewers......... *semogaadayaviewersnyahehehehe* Kali ini gue pengen nulis cerita tentang sahabat gue yang entah kenapa bisa jadi sahabat gue. . . . Kita sama-sama golongan darah AB yang kata orang-orang mah freak a.k.a alien. Gue enggak ngerti kenapa bisa dibilang kayak gitu, mungkin campuran dari golongan darah A dan B jadinya begitu. . . . Jadi... kita dipersatukan dari ekskul pramuka SMP. namanya RANI. pas tau nama lengkapnya ternyata Syarifah ramadhani. kenapa dipanggilnya jadi Rani?!!! Syarifah RAmadhaNI . . . Hem, oleh ugha. Kita berteman sampai SMA. Berawal dari berangkat sekolah bareng dan ganti-gantian motor. Kalau markir motor kita setuju untuk markir disamping motor yang kece dan enggak tau kenapa kita senengnya pakai banget. . . . Waktu kita ke metropolitan mall, kita lagi naik ekskalator dan disamping eskalator ada tulisan "AWAS PERHATIKAN KEPALA ANDA" . . . Dan entah kenapa kita ketawa ngakak. . . . "Elu freak peleh...

I LOVE 26!

I'am really sorry for PHP me because i'am tidak writing about a campus life . . . Karena ada yang lebih penting dari sekedar cerita kampus . . . Karena ada yang lebih bikin gue excited dibandingkan cerita kampus . . . Karena gue lagi pengen nulis cerita ini . . . . . . 26 SEPTEMBER 1996 . . . "Lebih dari apapun, gue sangat menghargai perjuangan ibu ngelahirin gue" "Dia yang selalu ada sampai sekarang" "Gue bahagia banget karena gue di lahirin dari rahim seorang ibu yang luar biasa buat gue" "Makasih ibu......" "I Love you so much" Okay Mari kita ulas kisah dibalik tanggal ini 26 SEPTEMBER 2015 Diucapin sama anak-anak cowok angkatan 17........ bikin terharu sebenarnya sampai nitikin air mata hahahaha // gue kira mereka enggak inget.... secara mereka udah ngucapin duluan ulang tahun waktu tanggal berapa ya... lupa... jadi kayak enggak ada harapan aja gitu kalau mereka bakalan ngucapin... Tapi ternyata.... m...

untuk mu!

happy birthday to you happy birthday to you happy birthday happy birthday happy birthday to you *sambil bayangin suara shifa yang sumbang* icha!!!!!!! aku wajib lapor dan mohon maaf karena aku telat banget ngasih ini untuk kamu, belakangan lagi sibuk ceritanya:p tadinya aku mau ngaplod foto alay kita pas smp, tapinya datanya sudah enggak ada di aku:( chaaaaaaaa jadi wanita hebat ya yang bisa bikin kita semua bangga sama kamu, jadi wanita kuat untuk keluarga kamu nanti, jadi wanita shaleha yang bisa bimbing anak-anak kamu, jadi wanita tegar supaya kamu bisa memberikan kekuatan untuk orang-orang disekitar kamu.. cerita aja nih ya, risya itu orangnya suka gitu. gitu gimana? ya suka gitu deh. hehehehe suka baik, suka iseng, suka nangis, suka ngeyel, suka lucu, suka bikin kesel, suka cantik, suka doi  *eh dari smp kelas 7 kenalnya, terus kelas 8 nya enggak sekelas.. pas kelas 9 sekelas lagi dan sebangku malah. kemana-mana berdua terus, ke kantin berdua,...