Skip to main content

TITIK 3


Aku akhirnya berjalan dari depan kompleks perumahan sekolahku. Aku yang membayarkan zakki. Dan tentu saja zakki dengan senang hati menerimanya. Walaupun terkadang ia menggunakan kata-kata seperti “gak usah ah, gue kayak tukang ojek aja. Langsung dibayar gitu lewat traktiran makan” setelah itu “udahlah gak usah. Gue kan temen lo, bukan tukang ojek lo” “serius nih? Yaudah lah capek juga debat. Daripada nambah biaya minum saking gue bisa tambah haus gara-gara gue debat sama lo. Maksa mulu sih. Yaudah deh gue terima lo nraktir gue blablablabla” dan biasanya setelah selesai di traktir “far, inget ya ini yang terakhir lo traktir gue”
tadinya zakki tidak ingin membiarkan aku berjalan dari depan komplek. Tapi aku juga tidak ingin menunggu zakki makan. Menunggu zakki makan berarti membiarkan aku tambah ngaret setengah jam. Dengan semangat yang masih tersisa aku pun berjalan. Sedikit berharap ada tumpangan kosong yang bisa mengantarkanku sampai depan sekolah. Sekarang pukul 09.30, sudah cukup terik. Aku menengok ke belakang. Iseng dan ternyata benar ada seseorang yang dapat aku tumpangi. Dan yang membuatku tersenyum, gilang yang mengendarai motor satria kepunyaannya. Dengan pilihan yang membingungkan- namun aku harus berfikir cepat. Antara apakah aku harus memanggil dan meminta tumpangan atau sebaiknya tidak. Dan akhirnya akibat aku yang terlalu banyak berfikir, motor itu sudah melewatiku dengan cepat. Yang mengendarai sama sekali tak menengok ke arahku- kasian. Kalau di adegan ftv seharusnya sang pemeran utama wanita beruntung dapat tumpangan dari pria yang disukai oleh sang pemeran utama wanita. Tapi masalah utamanya adalah, memangnya aku pemeran utamanya? Seperti tak ada perempuan yang jauh lebih cantik saja. Aku jengkel dengan pernyataan dari diriku. Akupun menendang batu yang ada di dekatku walaupun itu sama sekali tidak membantu.
Di dalam sekolah sudah ramai. Lomba pasti sudah dimulai. Lomba paskibra yang di adakan sekolahku memang banyak peserta lombanya. Aku jadi bingung sendiri,padahal ini sekolahku. Aku memutuskan berjalan ke lapangan basket- lapangan tempat perlombaan di laksanakan. Tak sedikit aku bertemu dengan teman- teman sekolah sehari-hari. Sambil berkomentar tentang rambut baruku. Setidaknya aku lega karena komentar teman- temanku yang baik tentang rambutku. Katanya aku jadi tambah lucu dan terlihat lebih fresh. Dan lagi walaupun mereka tertawa setelah itu mereka memuji dengan tulus. Lebih baik daripada hanya di tanyakan dan di tertawakan. Di lapangan basket sangat penuh dengan para penonton. Tapi aku melihat sahabatku luna. Aku dapat mengenalinya dari belakang sekalipun.
“udah mulai dari jam berapa lun?” luna pun menolehkan kepala dan sangat kaget dengan rambutku yang berbeda.
“faraaaaaaa, ko rambutnya di potong? Kenapa?” luna kelihatan lebih penasaran dan bersimpatik. Teman- teman osisku pun menoleh dan pangling melihat rambutku. “waaah far fresh banget, jadi tambah imut” aku pun tersenyum bangga dengan komentar temanku.
“ini potong sendiri loh”
“kok bisa? Kenapa sih lo? Stress nih putus dari bintang”
“enak ajaaaa, enggaklah. Cuma pengen lebih fresh aja” aku melihat teman- teman osisku yang sedang membawa nampan yang kosong dan tahu goreng yang kelihatan enak.
“kok nampannya kosong lun?”
“iya udah laku tadi minumnya. Ini mau ngambil lagi di ruang osis tapi pengen nonton lombanya dulu bentar” aku pun diam dan memperhatikan ke lapangan. Di seberang aku meihat mantanku- bintang, yang sedang duduk sambil mendengarkan musik. Kebiasaannya kalau sedang bosan memang seperti itu. Apa yang di lakukannya pagi-pagi disekolah? “farrrr, itu tuh gilang” ucap luna sangat pelan dekat dengan telingaku sehingga orang lain tak mendengarnya. Aku mengedar pandang, mencari gilang dibalik keramaian. Benar kata luna. Gilang ada disana sedang menonton lomba paskibra dengan serius. Di dekat tenda panitia. Gilang juga sedang berbincang sedikit dengan teman ekskulnya. Gilang berada sejajar dengan diriku- di sebrang. Apa Gilang melihatku? Tapi mungkin juga tidak karena Gilang sedang serius memperhatikan jalannya lomba.
“sini lun nampannya, gue aja yang ngambil minumnya di ruang OSIS” luna memberinya. Ada dua alasan sebenarnya mengapa aku menawarkan bantuan. Pertama karena ini memang kerjaanku. Merasa bersalah juga karena aku datang terlambat. Dan kedua kali-kali aku dapat menawari minuman nanti pada gilang. Aku jadi gugup sendiri. Saat aku ingin menaiki tangga, gilang melihat ke arahku. Langsung menahan nafas saking kaget dan gugupnya. Jaraknya hanya 1 meter dariku. Saking gugupnya aku mengeluarkan kata “woy” mencoba asyik dan rileks sedikit. Setelah ingat aku pun mengambil nafas dengan susah payah. gilang hanya menunjuk ke arahku dan aku lihat mulutnya berbicara “lah” walaupun tak aku dengar. Dia tertawa padaku dan aku cemberut. Sifat gilang seharusnya membuat aku menjauh dan kesal padanya. Tapinya pria seperti ini yang malah aku dekati. Contoh terbaiknya adalah zakki. Aku menaiki tangga dengan canggung. Buru-buru mengambil minuman di ruang osis lalu ingin cepat kembali ke bawah hanya untuk melihat gilang. Turunnya aku ke tangga aku melihat gilang yang bergegas bersama temannya menuju ke belakang- sepertinya ke kantin. Mau membeli minum? Padahal baru saja aku ingin menawarkan minum. Oh mungkin gilang ingin membeli makan. Atau mengantarkan temannya makan. Aku berusaha berfikir positif kali ini.
Akhirnya aku tetap harus berjualan juga. Bersama teman-temanku yang kini berpencar. Aku dan temanku dilla berjualan di lantai atas. Sedangkan teman osisku yang lain ada yang berjualan tahu, minuman, popcorn dan lainnya. Sekolahku ramai sekali. Jadi tambah bersemangat untuk berjualan. Banyak juga dari ekskul- bukan hanya osis yang berjualan. Jadi lucu sendiri berbondong- bondong menawarkan minuman. Mumpung cuaca yang terik, kantin juga jauh dari para peserta jadi mereka lebih memilih membeli minuman yang aku bawa. Aku pun bergumam berulang kali “maaf ya teteh kantin”. Setelah berjualan minuman cukup laris, akupun beralih menjual choco ball. Aku juga sudah mencobanya dan rasanya enak sekali. Aku sampai ambil tiga.
“kak, mau beli gak kak? Ini enak banget loh kak choco ball nya….” Kakak perempuan yang aku tawari hanya tersenyum. Aku tak menyerah.
“satu choco ball harganya seribu kak, enak kak beneran. Saya aja sampai ngambil tiga choco ball loh kak”
“tester dulu dong dek” aku pun tersenyum ramah. Bisa buat choco ball segini banyak saja sudah bersyukur. Ini lagi minta terster. Tapi aku tetap kalem.
“wah kak, gak nyediain tester. Gak usah pake testeran kak, udah jelas enak kok” temanku dilla berada di belakangku bertugas memegang uang. Dasar ibu bendahara, ujarku dalam hati. Mereka mau gak mau. Antara mau dan tidak. Aku harus bisa mengusik pembeli.
“jangan pake bingung kak. Makan ini mood nya langsung naik deh pasti” “yaudah deh beli satu yah. Yan kamu mau gak?” lalu cowok di samping kakak perempuan nya itu mengangguk. “yaudah deh beli dua ya” aku langsung menyodorkan kotak yang berisi choco ball tersebut pada kakaknya.
“ini kak pilih sendiri aja, macem macem kak variasinya”
“yang enak yang mana?” Tanya si cowok.
“semuanya enak kok kak, kalau gak enak ngapain di jual” ungkapku mencelos sambil tersenyum ramah. Akhirnya kakak tersebut sudah mengambil dua choco ball. Uangnya juga sudah diberikan ke dilla dengan uang pas. “terimakasih” aku pun pergi. Lanjut menawari choco ball. Lumayan banyak yang membeli dan kata mereka rasanya enak. Beberapa ada yang langsung mengejarku dan langsung membeli lagi. Choco ball buatan temanku- dwi memang enak. Akupun menawari segerombolan kakak- kakak remaja yang sedang mengobrol ceria. Satu perempuan dan empat cowok.
“kakak, kakak mau beli gak choco ball nya? Enak loh kak saya sendiri yang jualan sampai ikutan beli. Harganya Cuma seribu kak untuk satu choco ball” ungkapku cepat, sebagian menyerocos tidak karuan. Sok sok basa basi seperti “aduh gigi gue lagi sakit nih, nanti kalau gue makan coklat tambah sakit lagi” kata cowok yang A. “kalau jualan beginian harusnya sih ada tester dek” kata cowok B. “gak ada uang receh nih gue” jawab cowok C. yang ini langsung aku jawab “tenang kok kak, ada kembalian banyak” “wah duit gue gede banget. Saking gedenya gak bisa di masukin di kantong loh dek” masih cowok C, dan yang ini aku tak jawab. Takut perkataan kasar yang aku lontarkan nanti saking jengkelnya. Si dilla yang berada di belakangku cekikikan. Untung cowok D tidak berbicara yang menyebalkan.
“eh jangan gitu loh. Beli aja gih, timang seribu doang” kali ini si cewek semata wayang yang berbicara. Untungnya si perempuan tidak sama menyebalkannya seperti temannya yang lain.
“elu beli kaga? Kata si cowok D. kali ini angkat bicara.
“kaga  sih” mereka langsung tertawa ngakak. Penilaian positif ku terhadap si cewek semata wayang dengan cowok D kini menjad negative 10. “beli aja kak, enak kok” kali ini dilla angkat bicara. Mungkin dilla tau aku mulai kesal pada mereka.
“yaudah nanti beli deh. Tapinya jualan ke yang lain dulu aja ya” “terimakasih” ucapku masih mempunyai kesopanan pada mereka. Aku pun pergi berjualan ke yang lain. Kali ini tanpa basa- basi choco ball langsung dibeli oleh sang pembeli- Tanpa basa basi seperti kelompok tadi. Saat aku berbalik arah kembali, ingin turun ke lantai bawah. Aku dan dilla bertemu segerombolan anak anak negative. Itulah sebutanku pada mereka.
“wah…udah laku lumayan banyak tuh, beli deh beli” ucap cewek semata wayang. Penilaianku langsung menjadi negatif lima- setidaknya berkurang lima point dari sebelumnya. Sedangkan yang lain masih negatif 10.
“gue beli deh, tapi ekhem bagi nomor dulu lah ya” aku pun memaki cowok C dalam hati. Sangat tidak sopan dan menyebalkan. Sudah basa basinya parah, mau beli pun masa aku harus memberi nomor handpone? Tidak lah ya. Teman teman yang lain tertawa terbahak bahak dan mengatakan “modus mulu lo” kata si D “jangan mau dek, dia udah punya cewek” aku memaki tanggapan dari si cowok B. siapa juga yang mau sama dia? Keluhku dalam hati. Dan pada akhirnya hanya si cewek semata wayang yang membeli. Benar benar mood breaker di minggu yang cerah ini. 

bersambung..

Comments

Popular posts from this blog

MA BEST

Hello viewers......... *semogaadayaviewersnyahehehehe* Kali ini gue pengen nulis cerita tentang sahabat gue yang entah kenapa bisa jadi sahabat gue. . . . Kita sama-sama golongan darah AB yang kata orang-orang mah freak a.k.a alien. Gue enggak ngerti kenapa bisa dibilang kayak gitu, mungkin campuran dari golongan darah A dan B jadinya begitu. . . . Jadi... kita dipersatukan dari ekskul pramuka SMP. namanya RANI. pas tau nama lengkapnya ternyata Syarifah ramadhani. kenapa dipanggilnya jadi Rani?!!! Syarifah RAmadhaNI . . . Hem, oleh ugha. Kita berteman sampai SMA. Berawal dari berangkat sekolah bareng dan ganti-gantian motor. Kalau markir motor kita setuju untuk markir disamping motor yang kece dan enggak tau kenapa kita senengnya pakai banget. . . . Waktu kita ke metropolitan mall, kita lagi naik ekskalator dan disamping eskalator ada tulisan "AWAS PERHATIKAN KEPALA ANDA" . . . Dan entah kenapa kita ketawa ngakak. . . . "Elu freak peleh...

I LOVE 26!

I'am really sorry for PHP me because i'am tidak writing about a campus life . . . Karena ada yang lebih penting dari sekedar cerita kampus . . . Karena ada yang lebih bikin gue excited dibandingkan cerita kampus . . . Karena gue lagi pengen nulis cerita ini . . . . . . 26 SEPTEMBER 1996 . . . "Lebih dari apapun, gue sangat menghargai perjuangan ibu ngelahirin gue" "Dia yang selalu ada sampai sekarang" "Gue bahagia banget karena gue di lahirin dari rahim seorang ibu yang luar biasa buat gue" "Makasih ibu......" "I Love you so much" Okay Mari kita ulas kisah dibalik tanggal ini 26 SEPTEMBER 2015 Diucapin sama anak-anak cowok angkatan 17........ bikin terharu sebenarnya sampai nitikin air mata hahahaha // gue kira mereka enggak inget.... secara mereka udah ngucapin duluan ulang tahun waktu tanggal berapa ya... lupa... jadi kayak enggak ada harapan aja gitu kalau mereka bakalan ngucapin... Tapi ternyata.... m...

untuk mu!

happy birthday to you happy birthday to you happy birthday happy birthday happy birthday to you *sambil bayangin suara shifa yang sumbang* icha!!!!!!! aku wajib lapor dan mohon maaf karena aku telat banget ngasih ini untuk kamu, belakangan lagi sibuk ceritanya:p tadinya aku mau ngaplod foto alay kita pas smp, tapinya datanya sudah enggak ada di aku:( chaaaaaaaa jadi wanita hebat ya yang bisa bikin kita semua bangga sama kamu, jadi wanita kuat untuk keluarga kamu nanti, jadi wanita shaleha yang bisa bimbing anak-anak kamu, jadi wanita tegar supaya kamu bisa memberikan kekuatan untuk orang-orang disekitar kamu.. cerita aja nih ya, risya itu orangnya suka gitu. gitu gimana? ya suka gitu deh. hehehehe suka baik, suka iseng, suka nangis, suka ngeyel, suka lucu, suka bikin kesel, suka cantik, suka doi  *eh dari smp kelas 7 kenalnya, terus kelas 8 nya enggak sekelas.. pas kelas 9 sekelas lagi dan sebangku malah. kemana-mana berdua terus, ke kantin berdua,...