Skip to main content

TITIK 7


Di kelas yang sangat sepi sangat memicuku untuk berteriak-teriak kencang. Agar teman-temanku yang lain tak mendengar tentunya. Sekarang sudah istirahat dan tentunya aku akan tetap dikelas. Benar-benar tak berani untuk keluar kelas- takut bertemu dengan bintang. Itulah alasannya. Padahal perut ku sedari pelajaran ke tiga sudah berbunyi dengan nyaring. mawa saja sampai Tertawa mendengar suara perutku. Aku sangat menyesali karena tidak sarapan yang banyak tadi pagi. Dan lagi aku tak meminta ibuku untuk membawakan bekal. Tadinya aku ingin meminta tolong belikan makanan oleh mawa, namun pasti sulit membawakan makanannya. Sungguh aku juga tak ingin merepotkan mawa. Ditempat sepi ini pula aku jadi membayangkan yang lucu-lucu- apa saja aku fikirkan. Kalau sedang sendiri memang lebih mudah otakku menerawang kemana-mana. Tiba-tiba aku mengingat satu hal. Aku tak mungkin selamanya mengumpat seperti ini. cepat atau lambat aku pasti akan bertemu dengan bintang. Dan bintang akan menanyakan kembali “mau gak lo jadi pacar gue lagi?”
“FARA WOY”
Aku terlonjak kaget mendengar teriakan yang sangat keras di telingaku. Dengan segera aku mengedip-ngedipkan mata lalu berkonsentrasi penuh dengan lingkungan sekelilingku. Beberapa temanku yang dari kantin sudah kembali ke kelas- lumayan banyak. Pasti aku melamun cukup lama sehingga tak menyadarinya.
“bengongin apaan sih lo? dari tadi dipanggilin juga” ungkap mawa kesal. Mawa yang sekarang sudah berada di samping tempat ku duduk.
dan tiba-tiba gilang dan doni temannya datang. Sambil membawa makanan yang baru dibelinya di kantin. Kini gilang menjadi pusat perhatianku. Aku terkagum-kagum melihat betapa gagahnya dia layaknya pahlawan yang akan menolong rakyatnya. Aku paling mengagumi matanya yang sangat bersinar. Matanya bulat sempurna dan alisnya yang tebal. Namun cocok di atas wajahnya yang tampan seperti Hercules. Tentu saja aku mengatakan ini dalam hati. Kalau aku ceritakan dengan mawa pasti mawa menganggapku sinting. Gilang kok di sama-samakan sama Hercules?
“gue bengongin pangeran yang di utus oleh sang raja” aku memang benar memikirkan gilang. Aku memikirkan seandainya gilang merasakan seperti apa yang aku rasa.
“wah udah sinting lo karena cinta. Udah move nih dari bintang?” mendengar perkataan mawa aku langsung menundukkan kepala dan mendesahkan suara dengan sangat keras. Mengapa mawa malah membahas bintang yang jelas-jelas sedang aku enyahkan dari fikiranku. Aku masih memandang gilang dengan penuh perhatian yang diam-diam. Kalau melihat gilang tiba-tiba darahku bisa mengalir sangat deras dan tiba-tiba jantungku bisa berdegup kencang. Semoga gilang tak bisa mendengar degup ku ini. gilang sekarang sedang menyuap makanannya ke mulutnya. Hening tanpa mengobrol lagi dengan sahabatnya doni. Dengan inisiatif yang tiba-tiba muncul di otakku akupun berjalan mendekatinya.
“ekhem enak tuh makanannya” gilang masih saja menatap makanannya tanpa menengok ke arahku sama sekali.
“ya enaklah” katanya. Walaupun ia tak menengok ke arahku namun ia tersenyum. Aku jadi ikut tersenyum melihatnya tersenyum. Tiba-tiba perutku berbunyi dengan kencang. Aku mengutuk perutku ini dalam hati. Yang benar saja? Perut ini berbunyi nyaring saat diriku berada di hadapan gilang. Aku takut gilang jadi ilfil……
“hahahahahahahaha” tawa gilang dengan sangat kencang dan seisi kelas mendengarnya. “kenapa si lang bahagia banget” “tau nih gilang aneh banget” “bukan temen gue” kata doni yang ikut mengomentari di akhir. Aku langsung berteriak juga karena malu yang sangat parah. Kenapa sih aku tak bisa bersikap normal sedikit kalau berada di hadapan gilang?
“lo laper far? Bilang kenapa sih jangan diem doang” ungkap gilang masih tertawa.
“enggak kok. Perut gue emang suka gini. Bunyi tiba-tiba” akupun berjalan ke bangku ku kembali dan aku mendapati mawa yang sudah tertawa juga.

Bel pulang berbunyi. Akupun dengan gerakan yang sangat cepat langsung membereskan buku-buku yang berserakan di meja ke dalam tas. Tak perduli apakah akan rapih atau tidak. Aku juga memastikan barang ku tidak ada yang ketinggalan sama sekali. Sebelum aku pulang aku memotret papan tulis dahulu yang berisi catatan dari guruku. Masih banyak teman-temanku yang mencatat nya langsung dengan tulisan tangan- biasanya aku juga begitu. Tapi berhubung karena ini darurat dan aku tak ingin bintang melihatku juga jadi hal inilah yang harus aku lakukan. Biasanya aku setelah bel masih mengobrol bersama teman-temanku di kelas. membahas apa saja yang akan kami bahas. Seminggu setelah aku putus dari bintang pembahasan aku bersama teman-temanku adalah tentang bintang. Membahas mengapa aku berakhir bersama bintang dan lainnya. Kadang aku juga meneteskan air mata bila membicarakan tentang bintang. Tapi itu tak berlangsung lama. Hanya tiga hari berturut-turut aku menangisinya dan setelah itu semua kembali berjalan normal walaupun terkadang aku suka merindukan keberadaan bintang. Dan belakangan aku dan teman-temanku kembali membicarakan giilang. Bukan teman-temanku sih, sebenarnya aku yang membahas terlebih dahulu. Gilang dan doni termasuk orang yang cepat keluar kelas. Jika sudah bel pulang mereka pasti benar- benar pulang. Jarang-jarang aku bisa bercanda-canda dengan gilang kalau sudah bel pulang.
“gue pulang duluan ya” ucapku pada teman-temanku.
“tumben far cepet, ngobrol-ngobrol dululah”
“gue buru-buru nih. Darurat. Byeeeee”
langkah pertama yang aku lakukan keluar kelas. Sebelum itu aku memastikan dulu di luar tidak ada bintang yang mungkin malah ke kelasku untuk menemuiku. Tapi akhirnya aku tenang juga karena tak ada bintang di luar sana. Selanjutnya aku berbelok ke arah kiri dari kelas. Takut mungkin aku belok kanan. Kalau belok kanan berarti membiarkan diriku bertemu dengan bintang. Pagar kecil tangga yang aku lewati tadi pagi juga masih terbuka. Jadi aku menghela nafas yang sangat kencang. Aku pun menuruni anak tangga dengan sangat cepat. Hanya ada beberapa anak yang melewati tangga ini. karena tangga ini memang sangat kecil sekali. Sampai di bawah aku segera berjalan cepat. Sedikit lagi aku akan sampai ke depan gerbang utama sebelah kanan..sebentar lagi. Tapi aku memastikan dulu apakah di tangga utama atas ada bintang atau tidak dan ternyata…… tidak ada. Mungkin bintang masih berada di kelas karena memang aku juga terlalu cepat untuk keluar. Dan sampailah aku depan gerbang. Dengan backsound we are the champion aku pun langsung bernafas lega. Hari pertama berhasil!

Comments

Popular posts from this blog

MA BEST

Hello viewers......... *semogaadayaviewersnyahehehehe* Kali ini gue pengen nulis cerita tentang sahabat gue yang entah kenapa bisa jadi sahabat gue. . . . Kita sama-sama golongan darah AB yang kata orang-orang mah freak a.k.a alien. Gue enggak ngerti kenapa bisa dibilang kayak gitu, mungkin campuran dari golongan darah A dan B jadinya begitu. . . . Jadi... kita dipersatukan dari ekskul pramuka SMP. namanya RANI. pas tau nama lengkapnya ternyata Syarifah ramadhani. kenapa dipanggilnya jadi Rani?!!! Syarifah RAmadhaNI . . . Hem, oleh ugha. Kita berteman sampai SMA. Berawal dari berangkat sekolah bareng dan ganti-gantian motor. Kalau markir motor kita setuju untuk markir disamping motor yang kece dan enggak tau kenapa kita senengnya pakai banget. . . . Waktu kita ke metropolitan mall, kita lagi naik ekskalator dan disamping eskalator ada tulisan "AWAS PERHATIKAN KEPALA ANDA" . . . Dan entah kenapa kita ketawa ngakak. . . . "Elu freak peleh...

I LOVE 26!

I'am really sorry for PHP me because i'am tidak writing about a campus life . . . Karena ada yang lebih penting dari sekedar cerita kampus . . . Karena ada yang lebih bikin gue excited dibandingkan cerita kampus . . . Karena gue lagi pengen nulis cerita ini . . . . . . 26 SEPTEMBER 1996 . . . "Lebih dari apapun, gue sangat menghargai perjuangan ibu ngelahirin gue" "Dia yang selalu ada sampai sekarang" "Gue bahagia banget karena gue di lahirin dari rahim seorang ibu yang luar biasa buat gue" "Makasih ibu......" "I Love you so much" Okay Mari kita ulas kisah dibalik tanggal ini 26 SEPTEMBER 2015 Diucapin sama anak-anak cowok angkatan 17........ bikin terharu sebenarnya sampai nitikin air mata hahahaha // gue kira mereka enggak inget.... secara mereka udah ngucapin duluan ulang tahun waktu tanggal berapa ya... lupa... jadi kayak enggak ada harapan aja gitu kalau mereka bakalan ngucapin... Tapi ternyata.... m...